13. KALIMAT TA’AWUDZ / ISTI’ADZAH
أَعُوذُ بِاللَّهِ
“Aku berlindung kepada Allah”
Membaca ta’awudz saat akan membaca Al-Qur’an, serta saat memohon perlindungan kepada Allah.
Keutamaannya untuk mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah kecuali jika Allah melindungi.
Terdapat beberapa bacaan ta’awudz sesuai tuntunan Islam :
1. A’udzu Billahi Minasy Syaithanir Rajim
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”
Dibaca saat akan membaca Al-Qur’an, saat diganggu syaitan, saat marah.
Allah Ta’ala berfirman :
فَإِذَا قَرَأْتَ ٱلْقُرْءَانَ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ ۞ه
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [14]:98)
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ نَزْغٌ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ۞ه
“Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Fushilat [41]:36)
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Sesungguhnya saya mengetahui suatu kalimat yang apabila ia membacanya, niscaya kemarahannya akan hilang, sekiranya ia mengatakan “A’UUDZU BILLAAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM (aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk)”.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. A’udzu Billahis Sami’il ‘Alim Minasy Syaithanir Rajim Min Hamzihi Wanafkhihi Wanatsihi
أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
“Aku berlindung kepada Allah, Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari goda’an syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya dan syairnya yang tercela”
Dibaca saat akan membaca Al-Fatihah pada raka’at pertama.
Hadits dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu’anhu berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ كَبَّرَ ثُمَّ يَقُولُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ ثُمَّ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثَلَاثًا ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا ثَلَاثًا أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ ثُمَّ يَقْرَأُ
“Apabila Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bangun untuk shalat malam, beliau bertakbir kemudian mengucapkan: “SUBHAANAKA ALLAHUMMA WABIHAMDIKA WATABAARAKASMUKA WA TA’AALA JADDUKA WALAA ILAAHA GHAIRAKA (Maha suci Engkau, ya Allah, aku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu, Maha berkah nama-Mu, Maha luhur keluhuran-Mu dan tidak ilah selain Engkau).” kemudian membaca: “LAA ILAAHA ILLALLAH (tidak ada ilah selain Allah) sebanyak tiga kali, kemudian membaca: “ALLAHU AKBAR KABIIRA (Allah Maha besar benar-benar Maha besar).” sebanyak tiga kali- (kemudian membaca): “A’UUDZU BILLAHIS SAMII’IL ‘ALIIM MINAS SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMZIHII WANAFKHIHI WA NAFTSIHI (Aku berlindung kepada Allah, Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari goda’an syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya dan syairnya yang tercela)”. kemudian beliau membaca (surat Al Qur’an)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
3. A’udzu Bika Min Hamazatisy Syayathin
أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ
“Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan”
Dibaca saat memohon perlindungan Allah dari ancaman orang zalim.
Dalam Al-Qur’an :
رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ ۞ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ ۞ه
“Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku” (QS. Al-Mu’minun [23]:97-98)
4. ‘Udztu Birabbi Wa Rabbikum
عُذْتُ بِرَبِّى وَرَبِّكُمْ
“Aku berlindung kepada Tuhan yang menciptakanku dan menciptakanmu”
Dibaca saat memohon perlindungan Allah ketika berhadapan dengan orang zalim.
Dalam Al-Qur’an :
إِنِّى عُذْتُ بِرَبِّى وَرَبِّكُم مِّن كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ ٱلْحِسَابِ ۞ه
“Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan yang menciptakanku dan menciptakanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab” (QS. Al-Ghafir [40]:27)
إِنِّى عُذْتُ بِرَبِّى وَرَبِّكُمْ أَن تَرْجُمُونِ ۞ه
“Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan yang menciptakanku dan menciptakanmu, dari keinginanmu merajamku” (QS. Ad-Dukhan [44]:20)
5. Al-Ikhlas – Al-Falaq – An-Nas
…قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa…”
Merupakan Mu’awidzatain. Dibaca saat memohon pertolongan Allah terutama saat menjelang tidur.
Hadits dari Aisyah radhiyallahu’anha berkata :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam bila hendak beranjak ke tempat tidurnya pada setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan: “QULHUWALLAHU AHAD..” dan, “QUL A’UUDZU BIRABBIL FALAQ…” serta, “QUL A’UUDZU BIRABBIN NAAS..” Setelah itu, beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya yang terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah dan pada anggota yang dapat dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas) di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An-Nasa’i dan Abu Dawud)
6. U’idzuha(hu) Bika Wa Dzurriyyataha(hu) Minasy Syaithanir Rajim
أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ
“Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (perlindungan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”
Dibaca saat kelahiran anak.
Allah Ta’ala berfirman :
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ ۞ه
“Maka tatkala isteri ´Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (perlindungan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk” (QS. Ali Imran [3]:36)
7. A’udzu Bi Kalimatillahit Tammati Min Kulli Syaithani Wa Hammatin Wa Min Kulli ‘Ainin Lammah
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluk berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka”
Dibaca saat mendoakan anak kecil atau dari penyakit ‘ain (pandangan yang disertai iri).
Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhu berkata :
انَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Nabi shallallahu’alaihi wasallam biasa memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; “Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq dengan kalimat ini: “A’UUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHAANI WA HAAMMATIN WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMAH (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluk berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka)”.” (HR. Bukhari)
8. A’udzu Billahi Wa Qudratuhi Min Syarri Ma Ajidu Wa Uhadziru
أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang aku derita dan aku cemaskan”
Dibaca saat berdoa untuk kesembuhan dari sakit.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ ثَلَاثًا وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Letakkan tanganmu di tubuhmu yang terasa sakit, kemudian ucapkan Bismillah tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: “A’UUDZU BILLAHI WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang aku derita dan aku cemaskan)”.” (HR. Muslim)
9. A’udzu Billahi Min Su-il Fitan
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ سُوءِ الْفِتَنِ
“Aku berlindung kepada Allah dari keburukan fitnah”
Dibaca saat tersadar setelah terjebak dalam kesalahan.
Hadits dari Anas radhiyallahu’anhu berkata :
سَأَلُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَحْفَوْهُ بِالْمَسْأَلَةِ فَصَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ الْمِنْبَرَ فَقَالَ لَا تَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلَّا بَيَّنْتُ لَكُمْ فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ يَمِينًا وَشِمَالًا فَإِذَا كُلُّ رَجُلٍ لَافٌّ رَأْسَهُ فِي ثَوْبِهِ يَبْكِي فَأَنْشَأَ رَجُلٌ كَانَ إِذَا لَاحَى يُدْعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ مَنْ أَبِي فَقَالَ أَبُوكَ حُذَافَةُ ثُمَّ أَنْشَأَ عُمَرُ فَقَالَ رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ سُوءِ الْفِتَنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ كَالْيَوْمِ قَطُّ إِنَّهُ صُوِّرَتْ لِي الْجَنَّةُ وَالنَّارُ حَتَّى رَأَيْتُهُمَا دُونَ الْحَائِطِ فَكَانَ قَتَادَةُ يَذْكُرُ هَذَا الْحَدِيثَ عِنْدَ هَذِهِ الْآيَةِ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ }
“para sahabat banyak bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka setengah memaksa dengan pertanyaan-pertanyaan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suatu hari naik ke mimbar dan bersabda: Tidaklah kalian bertanya kepadaku mengenai sesuatu, selain kujelaskan kepada kalian, lantas aku melihat ke kanan-kiri, tak tahunya setiap orang membungkus kepalanya di pakaiannya sambil menangis, muncullah seseorang yang jika berdebat dia dipanggil dengan nasab selain ayahnya, orang itu berujar: Wahai Nabiyullah siapakah ayahku? Nabi menjawab: ayahmu adalah Hudzafah. Kontan Umar bergegas mengucapkan; “RADHIINA BILLAHI RABBAN WABIL ISLAAMI DIINAN WABI MUHAMMADIN RASUULAN NA’UUDZU BILLAH MIN SUUIL FITANI (Kami ridha Allah sebagai rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai utusan, kami berlindung kepada Allah dari keburukan fitnah)”, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sama sekali belum pernah kulihat keburukan dan kebaikan seperti hari ini, sebab hari ini surga dan neraka digambarkan kepadaku sehingga aku melihat kedua-duanya dibalik dinding ini. Dan Qatadah selalu menyebutkan hadits ini berkaitan dengan ayat: {Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian bertanya tentang sesuatu yang sekiranya diungkapkan kepada kalian, justru malah menyusahkan kalian (QS. Almaidah; 101)}” (HR. Bukhari)
10. Allahumma Inni A’udzu Bika Min Syarri Ma ‘Amiltu Wa Min Syarri Ma Lam A’mal
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan”
Dibaca saat memohon perlindungan dari perbuatan yang sudah atau belum dilakukan.
Hadits dari Aisyah radhiyallahu’anha berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِ اللَّهَ قَالَتْ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah berdoa sebagai berikut: “ALLAHUMMA INNI A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA ‘AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A’MAL (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan)”.” (HR. Muslim)
11. A’udzu Bi Kalimatillahit Tammati Min Syarri Ma Khalaq
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan”
Dibaca saat berdoa memohon perlindungan dari keburukan yang ditetapkan Allah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلًا فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ
“Apabila salah seorang dari kalian singgah di suatu tempat maka hendaklah dia berdo’a: “A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan)”, niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)
12. Allahumma Inni A’udzu Bika Min ‘Ilmi Laa Yanfa’u Wa Min Qalbi Laa Yakhsya’u Wa Min Nafsi Laa Tasyba’u Wa Min Da’wati Laa Yustajabulaha
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyu’, diri yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan.”
Dibaca saat berdoa memohon perlindungan saat mencari ilmu.
Hadits dari Zaid bin Arqam radhiyallahu’anhu berkata :
لَا أَقُولُ لَكُمْ إِلَّا كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Saya tidak akan mengatakan kepada kalian kecuali seperti apa yang pernah diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya yang berbunyi: “ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI, WAL JUBNI WAL BUKHLI WAL HARAMI, WA’ADZAABIL QABRI, ALLAHUMMA AATI NAFSII TAQWAAHAA, WAZAKKIHAA ANTA KHOIRU MAN ZAKKAAHAA, ANTA WALIYYUHAA WAMAULAAHAA, ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ‘ILMIN LAA YANFA’U WAMIN QALBIN LAA YAKHSYA’U WAMIN NAFSIN LAA TASYBA’U WAMIN DA’WATIN LAA YUSTAJAABA LAHU (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kekikiran, kepikunan, dan siksa kubur. Ya Allah ya Tuhanku, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikannya, Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyu’, diri yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan)”.” (HR. Muslim)
13. Allahumma Inni A’udzu Bika Min Hammi, Wal Hazani Wal ‘Ajzi Wal Kasali Wal Bukhli Wal Jubni Wal Harami Wa Dlala’id Daini Wa Ghalabatir Rijal
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (sifat) kelu kesah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, pikun, terlilit hutang dan dari keganasan orang.”
Dibaca saat berdoa memohon perlindungan dari kelemahan, kepikunan, kemalasan, kepengecutan.
Hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي طَلْحَةَ الْتَمِسْ غُلَامًا مِنْ غِلْمَانِكُمْ يَخْدُمُنِي حَتَّى أَخْرُجَ إِلَى خَيْبَرَ فَخَرَجَ بِي أَبُو طَلْحَةَ مُرْدِفِي وَأَنَا غُلَامٌ رَاهَقْتُ الْحُلُمَ فَكُنْتُ أَخْدُمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَزَلَ فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ كَثِيرًا يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ ثُمَّ قَدِمْنَا خَيْبَرَ
“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Thalhah: “Carilah seorang ghulam (anak kecil sebagai pelayan) dari ghulam milikmu untuk melayaniku selama keberangkatan ke Khaibar. Maka Abu Thalhah keluar bersamaku dengan memboncengku. Saat itu aku adalah seorang anak kecil yang hampir baligh. Aku melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat Beliau singgah dan aku selalu mendengar Beliau banyak berdo’a: “ALLAHUMMA INNI A’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL JUBNI WA DLAL’ID DAINI WA GHALABATIR RIJAAL (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (sifat) kelu kesah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang dan dari keganasan orang)”. Kemudian kami sampai di Khaibar.” (HR. Bukhari)
14. Allahumma Inni A’udzu Bika Min Zawali Ni’matika Wa Tahawuli ‘Afiyatika Wa Fuja-ati Niqmatika Wa Jami’i Sakhathika
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari lepasnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu.”
Dibaca saat berdoa memohon perlindungan dari dicabutnya ridla Allah.
Hadits dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu’anhu berkata :
كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“Diantara doa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam adalah: “ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI’MATIKA, WATAHAWWULI ‘AAFIYATIKA, WAFUJAA’ATI NIQMATIKA, WAJAMII’I SAKHATHIKA (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari lepasnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu)”.” (HR. Muslim)
15. Rabbi As-aluka Khaira Ma Fi Hadzihil Lailati Wa Khaira Ma Ba’daha Wa A’udzu Bika Min Syarri Ma Fi Hadzihil Lailati Wa Syarri Ma Ba’daha
رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا
“Ya Tuhanku, aku mohon kepada-Mu dari kebaikan malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang ada pada malam ini dan kejahatan sesudahnya”
Dibaca saat berdoa memohon perlindungan memasuki malam hari.
Hadits dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata :
كَانَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمْسَى قَالَ أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ قَالَ أُرَاهُ قَالَ فِيهِنَّ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذَلِكَ أَيْضًا أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ
“Apabila sore hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan do’a yang berbunyi: “AMSAINAA WA AMSAL MULKU LILLAAH, WALHAMDULILLAAH, LAA-ILAAHA ILLALLAH, WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAHU (Kami memasuki sore hari dan pada sore ini jagad raya tetap milik Allah. Segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Dialah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya)”. beliau juga mengucapkan: “WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLISYAIN QADIIRUN, RABBII AS’ALUKA KHAIRA MAA FII HADZIHILLAILATA WAKHAIRA MAA BA’DAHAA WA A’UUDZUBIKA MIN SYARRI MAA FII HAADZIHILLAILATI WASYARRI MAA BA’DAHAAA, RABBI A’UUDZUBIKA MINAL KASALI WASUU’IL KIBARI, RABBI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABIKA MIN ‘ADZAABIN FINNAARI WA’ADZAABIN FIL QABRI (Bagi-Nyalah semua kekuasaan dan pujian, dan Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dari kebaikan malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang ada pada malam ini dan kejahatan sesudahnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, kesengsaraan di masa tua. Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab di dalam kubur)” Apabila pagi hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengucapkan doa tersebut dengan diganti bagian pertamanya menjadi “ASHBAHNAA WA ASHBAHAL MULKU LILLAH (Kami memasuki pagi hari dan pada pagi hari ini jagad raya dan seisinya tetap menjadi milik Allah)”.” (HR. Muslim)
16. Allahumma Inni A’udzu Bika Min ‘Adzabil Qabri Wa Min ‘Adzabin Nar, Wa A’udzu Bika Min Fitnatil Masihid Dajjal, Wa A’udzu Bika Min Fitnatil Mahya Wa Fitnatil Mamati, Allahumma Inni A’udzu Bika Min Ma’tsami Wal Maghrami
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan siksa neraka dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan hutang”
Dibaca saat tasyahud akhir sebelum salam dalam shalat.
Hadits dari Aisyah radhiyallahu’anha berkata :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam di dalam shalat membaca do’a: “ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL QABRI, WA A’UUDZU BIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL, WA A’UUDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WA FITNATIL MAMAAT. ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHRAM (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan hutang)”.” (HR. Bukhari dan Muslim)
17. Allahumma Inni A’udzu Bika Min Khubutsi Wal Khabaits
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syaitan laki-laki dan syaitan perempuan”
Dibaca saat akan masuk kamar mandi.
Hadits dari Anas radhiyallahu’anhu berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam WC, maka beliau berdo’a: “ALLAHUMMA INNI A’UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHABA’ITS (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syaitan laki-laki dan syaitan perempuan)”.” (HR. Bukhari dan Muslim)