10. KALIMAT MASYA ALLAH
مَا شَآءَ ٱللَّهُ
“Atas kehendak Allah.”
Membaca masya Allah saat mengetahui bahwa orang lain menerima atau memiliki kelebihan karunia atau kebaikan dari Allah yang mengagumkan. Membaca masya Allah ketika dipuji orang lain karena kita mengalami atau memperoleh kelebihan karunia atau kebaikan dari Allah. Membaca masya Allah saat mengalami sesuatu yang menakjubkan.
Keutamaannya untuk menghindarkan dari iri/dengki/hasad atas kelebihan yang dimiliki orang lain, serta menghindarkan dari rasa sombong/ujub/kibr atas kelebihan yang kita miliki. Sesungguhnya penyakit ‘ain adalah karena ketakjuban yang diikuti rasa iri.
Terdapat beberapa bacaan masya Allah sesuai tuntunan Islam :
1. Masya Allah
مَا شَآءَ ٱللَّهُ
“Atas kehendak Allah semua ini terwujud”
2. Masya Allah Laa Quwwata Illaa Billah
مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ
“Atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan selain dengan kehendak Allah”
3. Masya Allah Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billah
مَا شَآءَ ٱللَّهُ لاَ حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ
“Atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada daya upaya dan tiada kekuatan selain dengan kehendak Allah”
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۞ه
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu MAASYA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan selain dengan kehendak Allah)”.” (QS. Al-Kahfi [18]:39)
4. Qadarullah Wa Masya’a Fa’ala
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“Ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya”
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta ‘ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu. Tetapi katakanlah; “QADARULLAH WA MASYA’A FA’ALA (ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya)”. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.” (HR. Muslim)